GOWA | FAJARINDONESIANEWS.ID – Situasi yang tidak biasa terjadi di Dusun Mattiro Baji, Desa Panciro, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Warga setempat mendesak Kepala Dusun (Kadus) Syaripuddin Dg Ewa untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Desakan ini muncul akibat berbagai permasalahan yang dianggap meresahkan masyarakat selama masa kepemimpinannya (05/11/2025).
Menurut laporan yang diterima, sekitar 41 Kepala Keluarga (KK) telah menandatangani pernyataan ketidaksetujuan mereka terhadap Syaripuddin Dg Ewa yang masih menjabat sebagai Kadus Mattiro Baji. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap berbagai kebijakan dan tindakan yang dianggap merugikan warga.
Salah satu isu utama yang menjadi sorotan adalah dugaan penyalahgunaan wewenang terkait pembayaran pengurusan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Selain itu, terdapat laporan mengenai pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang tidak disetorkan ke Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) meskipun warga telah membayar kepada Kadus.
“Kami merasa sangat dirugikan dengan tindakan kepala dusun yang tidak bertanggung jawab ini. Uang yang seharusnya kami gunakan untuk keperluan lain, malah tidak jelas kemana,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Warga berharap agar Penjabat (PJ) Kepala Desa, pihak Kecamatan, Kepolisian, dan Pemerintah Kabupaten Gowa segera turun tangan untuk menindak tegas oknum kepala dusun yang dianggap meresahkan ini. Mereka juga menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa serta pelayanan publik.
“Kami ingin agar masalah ini segera diselesaikan. Kami tidak ingin terus menerus hidup dalam ketidakpastian dan kerugian akibat ulah segelintir orang yang tidak bertanggung jawab,” tegas salah seorang tokoh masyarakat.
Dengan ditayangkannya pemberitaan ini, diharapkan pihak-pihak terkait dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan di Dusun Mattiro Baji desa Panciro ini. Masyarakat berharap agar keadilan dapat ditegakkan dan pelayanan publik dapat berjalan dengan baik.
Kasus ini menjadi perhatian serius bagi warga Desa Panciro dan sekitarnya. Mereka berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.
























