MAKASSAR, Sul-Sel. FAJAR INDONESIA NEWS.ID– Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) menjadi perhatian publik di indonesia karena menyerang berbagai hewan ternak berkuku genap, khususnya sapi, kerbau, kambing, dan domba, menjelang Hari Raya Idul Adha, (PMK) sendiri disebabkan virus RNA dari genus Apthovirus, famili Picornaviridae. Virus ini sendiri dapat membuat hewan ternak menjadi lemah, mengalami beberapa lepuh pada bagian mulut dan kaki, bahkan menyebabkan kematian, Minggu 03/07/2022.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan Dr H.Nurlina Saking, MKes, MH mengungkapkan bahwa terdapat beberapa gejala yang dapat dilihat jika hewan ternak mengalami (PMK) di antaranya sebagai berikut: Demam, Lesu, Hilangnya nafsu makan hewan, Air liur yang berlebih, Adanya lepuh yang berisi cairan atau luka pada lidah, gusi, dan kuku, Hewan mengalami pincang atau sulit berjalan.
“Tidak hanya itu, Dr H.Nurlina Saking, MKes, MH menuturkan, penularan virus ini sendiri bisa terjadi karena ekskresi dan sekresi yang dikeluarkan oleh hewan itu,” Hewan yang tertular akan mengeluarkan virus pada semua ekskresi dan sekresi seperti pada cairan vesikel, air liur, susu, urin, dan feses,” ungkapnya.
Lanjut, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan Dr H.Nurlina Saking, MKes, MH menambahkan bahwa “Penularan (PMK)sendiri dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti Adanya kontak langsung antara hewan yang sakit dan sehat. Hal ini akan membuat hewan yang sehat dengan mudah tertular (PMK). Penularan berdasarkan kontak tidak langsung, seperti kontak dengan orang yang menyentuh hewan sakit, melalui sepatu, suntikan, inseminasi buatan (IB), dan kendaraan yang terkontaminasi.
“Produk hewan yang sakit seperti daging dan susu, Penularan melalui udara dan sejauh ini (PMK) tidak mudah menular ke manusia. Bahkan, jika virus ini menular ke manusia, itu tidak akan menular ke orang lain. Namun, manusia dapat menjadi pembawa virus di antara hewan, tetapi manusia bisa berperan sebagai pembawa penyakit, biasanya ada pada pakaian, sepatu, tangan, atau pada saluran pernapasan,” ucapnya.
Ketua Umum Poros Rakyat Indonesia Jafar Sainuddin Dg Ngemba mempertanyakan terkait apa-apa saja yang harus ditempuh untuk menghindari adanya gejala (PMK), lalu Kepala Dinas Peternanakan Dr H.Nurlina Saking, MKes, MH Spontan menjawab bahwa untuk pencegahan PMK sendiri terdapat beberapa upaya yang dilakukan di antaranya sebagai berikut ;
(1)Melakukan isolasi (karantina) kepada hewan yang sakit dan terkontaminasi.
(2) Membatasi pergerakan lalu lintas ternak dan produk yang dihasilkan.
(3) Membersihkan perlengkapan di peternakan dengan disinfektan yang berisiko tinggi menjadi penyebab penularan.
(4) Melakukan vaksinasi kepada hewan agar terlindung dari PMK dan Memperketat tindakan biosekuriti.
Jafar Sainuudin Dg Ngemba Selaluk Ketua Umum Poros Rakyat Indonesia berharap dengan pembelajaran penanganan Covid-19, perlu adanya penerapan nilai yang sama juga dalam penanganan wabah PMK, karena itu selain penerapan protokol kesehatan saya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk juga menerapkan perilaku bersih dan sehat dimanapun anda berada termasuk saat berada di sekitar hewan ternak, sehingga Para Pedangang merasa diperhatikan oleh lembaga dan itu nilai transaksi sosial dan kedepannya boleh jadi semua pedagang bisa bermitra,” Tutupnya (Red).
Laporan : Media Group Poros Rakyat
Admin : Abas Kelana