TORAJA | FAJARINDONESIANEWS.ID – Viral potongan video Komika Pandji Pragiwaksono menyinggung adat Toraja, Rambu Solo. Materi yang dibawakan Pandji itu dinilai tidak pantas dijadikan bahan lelucon.
Dalam video yang beredar, Pandji melontarkan materi stand up comedy yang menyebut banyak warga Toraja jatuh miskin karena memaksakan diri menggelar pesta kematian. Masih dalam materi stand up comedy yang sama, Pandji juga menggambarkan jenazah keluarga yang belum dimakamkan dibiarkan terbaring di ruang tamu, tepat di depan televisi.
“Di Toraja, kalau ada keluarga yang meninggal makaminnya pakai pesta yang mahal banget. Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya,” ujar Pandji dalam video
“Dan banyak yang ga punya duit untuk makamin, akhirnya jenazahnya dibiarin aja gitu. Ini praktik umum. Jenazahnya ditaruh aja di ruang TV di ruang tamu gitu. Kalau untuk keluarganya sih biasa aja ya, tapi kalau ada yang bertamu kan bingung ya. Nonton apapun di TV berasa horor,” lanjut Pandji disambut tawa penonton.
Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) Makassar, Amson Padolo menyayangkan materi komedi Pandji. Menurutnya hal adat di Indonesia tak pantas jadi bahan candaan.
“Kami sangat menyayangkan seorang tokoh publik berpendidikan seperti Pandji menjadikan adat Toraja sebagai bahan lelucon,” kata Amson seperti dikutip detikSulsel, Senin (3/11/2025).
Amson mengatakan ada dua hal dalam materi stand up comedy Pandji yang melukai hati masyarakat Toraja. Salah satunya yakni menilai masyarakat Toraja jatuh miskin karena pesta adat.
“Ada dua hal yang membuat kami terluka. Pertama, pernyataannya bahwa banyak warga Toraja jatuh miskin karena pesta adat. Kedua, anggapan bahwa jenazah disimpan di ruang tamu atau depan TV. Itu tidak benar dan sangat menyinggung,” tegasnya.
Amson menyampaikan praktik menyimpan jenazah dalam tradisi Toraja tidak dilakukan sembarangan. Jika keluarga belum memiliki rencana menggelar Rambu Solo atau upacara kematian khas Toraja, maka jenazah akan disemayamkan di ruang khusus bukan di ruang tamu seperti yang disampaikan Pandji.
“Sementara, kalau keluarga memang belum mampu, akan ada kesepakatan bersama untuk memakamkan. Tidak pernah ada yang menaruh jenazah di depan TV,” terangnya.
Amson menuntut Pandji bertanggung jawab moral untuk berhati-hati dalam setiap pernyataannya. Dia menuntut Pandji meminta maaf.
“Kami menuntut Pandji meminta maaf secara terbuka. Ini bukan hanya soal satu suku, tapi pelajaran bagi semua pihak agar tidak seenaknya mempermainkan budaya orang lain, sekalipun dalam konteks humor,” ungkapnya lagi.
Menurutnya, humor seharusnya digunakan untuk membangun kesadaran, bukan memperkuat stereotip. Amson sekali lagi menegaskan candaan tersebut menyakiti hati masyarakat Toraja.
“Tidak semua hal bisa dijadikan bahan tertawaan. Bagi kami, ini bukan lucu, ini menyakitkan. Apalagi diucapkan oleh publik figur,” ucapnya.
Terkait video tersebut, memicu amarah seorang perempuan bernama Hermina asal toraja yang tinggal di Kabupaten Gowa tesinggung dan menanggapi video Pandji yang tidak mengerti tentang adat budaya suku toraja, ia menganggap perkataan pandji tidak sesuai apa yang dia lihat dengan realita yang ada.
“Tau apa pandji soal adat budaya toraja. Jujur kami sebagai suku toraja tersinggung apa yang diucapkan pandji dalam video,” tegasnya.
























